Jumat, 01 Agustus 2008

Indonesian Custom Culture?

hanya sekadar contoh BMW-nya DBBP.com yang aduhai

Mungkin saya yang kurang gaul atau emang karena nggak ada media yang jor-joran lagi mengulas dunia custom bike di Indonesia. Tapi rasanya, tiga tahun belakangan, keberadaannya terasa hambar. Tetep ada sih, cuma ya itu, sepertinya gaungnya nggak seheboh dulu lagi. Padahal apa yang kurang dari skill Vero, Bimo, Iman, Lulut, Doddy,dan nama-nama lain Gustin, Reka, Jawir, Bingky, Sonny, Lilik, Pegi, sampai workshop-workshop kecil di daerah. Gaya? dapet! mulai ol'skool, new school, Euro-look, dan aliran-aliran lainnya boardtrack, Brat Style, cafe racer dan saya bingung (dsb).

Banyak saya yakin di Indonesia yang jago modified. Tak harus harley yang di-custom!mulai motor inggris, motor Jepang semuanya adalah media untuk mengekspresikan diri.Coba lihat di majalah Jepang ato The Horse, BSA C15 pun bisa dibuat ganteng. Okelah, sekarang di panggung dunia pun, banyak yang merujuk ke dandanan lawas, boardtrack ambil contoh. Tapi basic-nya kan nggak mesti harley (kalao nggak mau dibilang mahal), tapi bisa ambil mesin lawas. Tuh liat Mark van der Kwaak (DBBPdotcom), cukup dengan BMW R51, dia sudah melenggang dengan inovasi dan (tentunya) style yang aduhai. Sekarang racun Jepang makin terus menyebar di mana kita dijejali dengan Vibes, Hardcore Chopper, Cruisin, dan lain-lain yang memang cakep dilihat. Nah, masalahnya adalah, kenapa kita nggak bisa bikin culture seperti mereka? Nggak apa-apa ngadopsi (asal jangan mau disebut plagiat) untuk diterapkan sebagai acuan, tapi disinergikan dengan citarasa kita. Apa ya cita rasa kita? saya juga bingung, kapan ya punya Indonesian Style? Nggak tahu saya juga. Sudah ada, pernah ada? entahh...tanyakan pada yang ngarti ya! jangan orang baru setahun dua tahun ngustom udah pintar kasih opini, khususnya soal style.

Namun, ada yang perlu digarisbawahi di sini. Nggak cuma gaya aja yang keren, barang mahal, frame langka, mesin gede..whatever...Kalau sekadar bangun doang, nggak ada yang lihat, nggak ada yang nikmatin, percuma kalee. Jepang, Jerman, US bisa bebas menjajah culture kita dengan media. Tuh Dice, Front end, sama majalah yang saya sebutkan di atas tadi, habis-habisan mempropagandakan culture di negara mereka. Orange Country Choppers kalo bukan Discovery Channel siapa yang bakal kenal? AMD juga. Dari sekadar tukang bikin buletin/katalog sekarang udah bisa bikin kejuaraan dunia antarbuilder. Howard Kelly, jebolan Hot Bike sekarang dicomot S&S ngurusin komunikasi marketing. Artinya apa? media sangat penting sebagai partner para pelaku industri. Eits, tapi media seperti apa dulu? Yang konsisten, content bagus,distribusinya ok..hmm apalagi ya? pokonya bisa sama-sama saling menguntungkan lah. Mereka dapat coverage, pelaku dapat benefit, nama disebutin, barang yang dipakai apa dan lain-lain..semua disajikan dengan bumbu yang renyah, uptodate dan bermutu. Pasti semua senang, si bor-bor builder senang, pembaca genah, media pun kipas-kipas


7 komentar:

Veroland mengatakan...

Nice Writing Bor! as usual !!!

Ade Putri Paramadita mengatakan...

Can not agree more!!!
Buruan mas, lo bikin media yang bagus! We need it!!! Susah banget di sini gue menemukan media yang content-nya bagus dan konsisten.

Veroland mengatakan...

iya.. sayang banget "majalah" lo yang lama, harus di tutup cuma karena kalah saing iklan sama paha...
Padahal, kurang apa?
konsisten, packaging bagus,content bagus,...distribusi ok....

Arif Syahbani mengatakan...

hehehe...thx all,
Aminnn...kapan ya? gw jg kangen bor liputan motor lo..cuma sekarang nyari lokasinya aja susah ya buat motret, heheh..jalan tol udh pd jadi semua

Anonim mengatakan...

Menurut saya karena soal legalitasnya nggak jelas?

Buat motor bagus-bagus tapi nggak ada STNK/BPKB (ilegal) kalau cuma buat bagus dan karya seni lebih baik buat patung atau lukisan yang nggak usah pakai STNK/BPKB.

Harus ada regulasi dari pemerintah, bagaimana kalau ada yang beli mesin "berantakan" dari luar negeri, buat frame di "tukang las" ikut tes uji laik jalan Dep. Hub. dapat sertifikasi laik darat, trus bisa buat STNK/BPKB.

Regulasinya ikut industri kecil, karena volume produksinya kecil, bukan seperti Industri sepedamotor massal yang lain.

Baru deh bisa rame Custom Indonesia.

salam,
bengkelsepedamotor
-saya juga mimpi buat sepedamotor dengan mesin shovelhead S&S, sisanya buat sendiri, tapi STNK/BPKB gimana ????? -

Anonim mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
Arif Syahbani mengatakan...

hehehe..iya, sekarang yg dibutuhin adalah organisasi/asosiasi builder/modifikator ato pelaku industri ini untuk maju ke birokrat dalam hal ini dephub sebagai regulator. Dengan sosok Dirjen Dephubdar, yg doyan custombike, mungkin bisa dibantu mengatur soal ini..
Ini di luar konteks bodongers lo ya bro..karena itu tetep aja ilegal.

Posting Komentar