Modalnya hanya frame, mesin dan front-end. Acuannya gaya bobber yang sesuai dengan detail asli masanya. Inilah gaya penggemar H-D lawas asal Jepang hasil berburu ke 100 swapmeet.
Memiliki Panhead merupakan salah satu impian para penggemar motor klasik. Nilai sejarahnya yang mengakar ke seluruh dunia membuat motor yang diproduksi rentang tahun 1948-1965 ini, menjadi buruan motorist. Seperti halnya yang dialami Hilo, punggawa Johnny’s Vintage Motorcycle Co (JVMC). di Wadsworth, Ohio, Amerika yang beruntung memilikinya. Workshop tersebut spesialis penyedia suku cadang motor klasik buatan Jepang terutama Kawasaki disamping H-D serta berkreasi dalam hal modifikasi. Sedangkan Hilo adalah warga kelahiran Yokohama Jepang yang lama bermukim di Amerika. Dia adalah mantan pembalap GP250 dan kepala mekanik JVMC serta dikenal sebagai tuner motor flat track Bultaco milik John Bova’s yang merupakan salah satu yang tercepat di sirkuit.
Meski memperolehnya secara tidak utuh dan komplet , Hilo tetap merasa bangga mampu memiliki kuda besi yang dirindukan para motorist. Ia memulainya dengan
menebus frame buatan tahun 1952, lalu mesin FL 1.200 cc serta fork springer EL tahun 1946. Untuk melengkapi kondisinya, Hilo lantas memutar otak seperti apa gaya yang akan dikedepankannya kelak. Hingga akhirnya, ia jatuh hati dengan modifikasi gaya bobber yang menurutnya bagian dari sebuah ekspresi yang bersinergi dengan lifestyle komunitas motor tua.” Saya sangat apresiasi dengan sejarah bobber serta ingin membuat tampilan yang sesuai dengan setiap detailnya,” jelas Hilo.
Untuk itulah ia langsung mengubek-ubek beberapa swap meet mencari komponen pendukungnya dengan acuan parts genuine atau New Old Stock (NOS). Tidak kurang dari 100 swapmeet ia telah datangi untuk memburu keberadaannya. Hingga akhirnya ia berhasil mendapatkan lampu belakang Sparto, fender H-D bobber genuine, lampu depan Cycle Ray, jok HD kulit model solo, dan setang Flander’s race tahun 1940-an. “ Aksesori tersebut adalah sesuai dengan periode bobber yang sebenarnya,” aku pria yang juga ulung meracik mesin motor balap.
Dari hasil perburuannya itu, Hilo langsung merangkai semuanya mulai dari mesin, transmisi, rem , front end, dan hub roda dengan menggunakan parts NOS. Kesemuanya itu pun dirancang oleh Hilo dengan teknik yang mempertimbangkan tingkat reliability-nya. Artinya, tidak hanya menarik dari penampilan tapi didukung oleh unsur berkendara yang nyaman. Namun, ia pun tidak alergi dengan perangkat modern, buktinya untuk instalasi pengapian menggunakan sistem 12 volts serta di bagian transmisi memakai penggerak belt.
Untuk masalah pewarnaan, Hilo menyerahkan sepenuhnya kepada sahabat kentalnya, Dale Gronsky. Hingga akhirnya dari goresan Dale, terciptalah motif flame dengan kombinasi warna hitam dan silver pada permukaan bodinya. Selesai? belum. Hilo tidak ingin bobbernya tampil biasa, maka ia pun mengambil inisiatif dengan menambahkan single saddle bag genuine H-D. “ Saddle bag ini punya H-D model Touring, “ ucapnya.
Berapa kocek yang harus dikeluarkan Hilo? Menurut pengakuannya ia menghabiskan total biaya $ 10.000 USD.” Proyek berikutnya adalah membangun Knucklehead,” tutup Hilo.
Data & fakta
H-D Panhead 74 FL Bobber 1952
Pemilik Hilo Ito
Domisili Wadsworth, Ohio, Amerika
Perakit Johnny’s Vintage Motorcycle Co.
Mesin
Tipe /model FL/1952
Kapasitas 1200 cc
Karburator M-74B Linkert
Exhaust Owner
Pengapian Point
Transmisi
Tipe 1952 FL, 4-speed
Primary belt
Final drive Rantai
Frame, Fork dan Roda
Front end 1946 FL Springer
Frame 1952 FL
Velg depan 19” H-D
Ban depan 4.00 x 19” Cooker
Rem depan Teromol
Velg belakang 16” H-D
Ban belakang 5.00 x 16” Firestone
Rem belakang Teromol
Aksesori
Tangki bensin H-D
Tangki oli H-D
Spedometer 1957 H-D
Fender depan Bobbed H-D
Fender belakang Bobbed H-D
Lampu depan 1946 H-D
Lampu belakang Sparto
Handlebars 1940’s Flanders Race
Control H-D
Jok H-D
Painter Dale Gronsky
Powder coat Summit Powder Coaters, Barberton, Ohio
Read More...
Rabu, 12 November 2008
H-D Panhead 74 FL ‘Bobber’ 1952 - Lahir dari Seratus Swapmeet
Diposting oleh Arif Syahbani di 23.45 0 komentar
Kick Ass Fighter
Bagaimana jika semangat sportbike diaplikasikan ke dalam paras custom? Jadinya adalah Fat Boy 'Tabasco Woman' yang cukup dengan frame stock.
Penggemar custom di Tanah Air pasti sudah tidak asing lagi dengan nama Kick Ass Choppers, workshop pembuat spesies aneh dalam urusan modifikasi motor besar. Chopper bernuansa hardcore selalu dekat dengan karya Veroland, sang buildernya. Namun kali ini ia datang mengusung sebuah desain yang banyak mengekspos sisi eksotisme, baik dari kontur bodywork, style hingga warna kemasannya. Frame rigid, fork menjulur, warna hitam dengan aksesori bernada keras kali ini ditanggalkannya. Gantinya, bodi streamline, semangat stretbike dengan menonjolkan lekuk dinamis beraroma hi-performance, disuguhkannya.
Adalah Ari, si pemilik motor tersebut yang bertandang ke workshop KAC secara tidak sengaja untuk mengantar temannya mencari aksesori H-D. Pandangan mata Ari tertuju pada Honda Shadow 600 custom berjuluk Belo Ireng hasil rekayasa Vero yang bertampang klimis. “Nah, kalau custom model gini gue suka nih, “ ujar pemilik Ducati Monster itu pada Vero. Ujung-ujungnya, terjadilah obrolan yang mengarah pada keinginan Ari memiliki motor custom. Hingga akhirnya, ia pun menebus Fat Boy '94 dan langsung dikandangkan ke garasi KAC di bilangan Mampang Prapatan.
Sebagai seorang builder, Vero tentu memiliki segudang ide sekaligus taste custom yang disinergikan dengan pemilik motor, menyangkut soal selera, hobi hingga hubungan emosi lifestyle lainnya. Nah, khusus untuk Ari, Vero sudah menggenggam konsep street bike sesuai dengan kegemarannya ngebut bersama sportbike, Ducati Monster. “ Di sini gue banyak bermain, seolah motor ini juga sosok street fighter yang bisa dipakai harian dengan tidak meninggalkan citranya sebagai motor custom, “ beber Vero yang juga sukses meracik GSX-R 1000 berlengan ayun tunggal dengan ban 280.
Untuk itu, Vero sengaja mengoptimalkan frame standar yang dipugar ulang sebagai konstruksi utama custom bertajuk Tabasco Woman. Menipu mata memang, karena sekilas tampak bukan seperti frame stock, tapi inilah kelebihan Vero yang piawai mengintalasi bentuk rangka motor. Ia hanya merakit ulang bentuk dan dimensi swing
arm serta melebarkan sudut rake dengan durasi 400 .
Desain bodi pun tidak neko-neko, permukaan lengkung yang terkesan menyatu antarbidangnya, cukup membuat harmonisasinya lebih terasa. Sesuai nama bengkel, Kick Ass Choppers, buritan semok tetap menjadi identitas utamanya, makanya dengan ban 240 saja dirasa cukup karena mengejar daily use. “ Gue memang merintis juga untuk divisi desain lain di luar chopper, seperti street fighter makanya model ini masuk kategori Kick Ass Fighter,” jelas pria sambil mempersilakan membuka website bengkelnya, www.kickass-choppers.com untuk melihat koleksi karyanya.
Apalagi yang dibawa dari nafas sportbike? Knalpot two-in-one yang berlapis cover juga mengangkat tema tersebut ke dalam detail modifikasinya. Hal tersebut dipadu dengan filter udara Forcewinder dengan breather kit yang menyiratkan sebuah dapur pacu untuk kompetisi. Oops, hampir lupa, penempatan air-scoop di depan mesin juga seringkali ditemui pada rancangan motor jalan raya yang menginspirasi Vero untuk menempatkannya. Aroma sport pun terangkum pada roda depan, dimana lingkaran velg-nya menggunakan ukuran 18 yang dibalut ban Metzeler 100/90-18. “ Profilnya sepintas mirip ring 21 khas chopper tapi dibuat sedemikian rupa dengan velg dan ban 18 bertapak lebar seperti roda sport,” imbuhnya.
Namun, Vero tidak terjebak pada spirit streetbike saja, ada aura lain yang diembuskan yakni minimalis futuristik. Lihat saja di seputar setang. Yang kentara adalah konsep internal throttle yang menghilangkan alur kabel di luar menjadikan penampilannya lebih resik juga unik. Model ini sebenarnya telah dipakai pada desain motor klasik tapi kini mulai dilirik para builder sebagai alternatif dalam customizing. Permainan cermat Vero juga diperlihatkan pada bentuk fork standar namun direkayasa pada bagian cover tube-nya, yang menjadikan suspensinya ibarat produk aftermarket. Alhasil, front-end asli Fat Boy yang gendut pun berganti wajah lebih sporty apalagi setelah dipadu triple tree dari Tolle.
Terakhir, kekuatan utamanya terletak pada guyuran Candy Apple Red yang mengilap dan mengguratkan kesan powerfull. Street fighter yang biasanya berpenampilan urakan, diredam Vero dengan feature bodi modern dan warna merah berpadu hitam. Jadilah, bodi yang seksi pun terangkat dengan baju yang berasa pedas di mata.
disarikan dari MotoRiders
Read More...
Diposting oleh Arif Syahbani di 23.39 0 komentar
Minggu, 26 Oktober 2008
FIM Asian GP Seri V Zhuhai Cina
Florianus Roy Runner-up, Fadli Pertahankan Posisi
Zhuhai, 26 Oktober 2008 – Pembalap Indonesia tampaknya harus semakin waspada dengan ancaman para pembalap Malaysia yang terus menunjukan prestasinya di kelas Underbone 115 cc. Ahmad Fazrul Sham, Md Iskandar Raduan, Md Edzuan Ab Gani adalah di antara tiga rider Malaysia yang mampu meredam perjuangan para pembalap Indonesia dan mendominasi jalannya lomba. Beruntung, Florianus Roy dari tim U Mild U Bikers Yamaha TDR Indoparts Yonk Jaya berhasil mencuri podium dengan berturut-turut meraih podium kedua. Di kelas ini, Ahmad Fazrul Sham berhasil meraih nilai sempurna dengan poin 50 setelah menjuarai dua race berturut-turut dan mencetak waktu tercepat 2:13,687 detik.
Roy berhasil melepas gempuran pembalap Malaysia dengan waktu 2:14,366 detik serta posisi ketiga kembali jatuh ke tangan pembalap Malaysia, Md Iskandar Raduan. “Beruntung saya bisa melepaskan diri dari kepungan pembalap Malaysia meski untuk mengejar Fazrul Sham cukup sulit karena gap yang terlalu jauh. Race kali ini sangat seru di mana banyak overtaking terjadi dan kekuatan Malaysia kini menjadi tantangan saya khususnya buat seri selanjutnya,”ujar Roy. Namun, peningkatan juga terus ditunjukan oleh Asep Kancil Maulana (U Mild U Bikers Yamaha Daytona IRC Zhipenk) yang di race pertama mampu duduk di posisi keenam dan di race kedua kalah tipis dengan pembalap Malaysia dan harus puas di posisi keempat. Sementara Sigit PD (U Mild U Bikers Yamaha TDR Indoparts Yonk Jaya) meraih poin 11 hasil dari finish di urutan kelima race pertama namun gagal melanjutkan lomba di race kedua karena ganguan teknis kendaraan.
Nasib kurang beruntung juga dialami Wahyu Widodo (Suzuki IRC U Mild AHRS) yang hanya menambah poin 7 hasil dari finish kesembilan di race pertama dan mengalami masalah pada transmisi dan mesin di race kedua. Meski demikian, Wahyu Widodo tetap berada di posisi dua klasemen dengan angka 106. Hal yang sama diperoleh Dedy Fermadi yang gagal menambah poin di seri ini karena permasalahan mesin.
Sementara di kelas Supersport 600 cc, M.Fadli (Suzuki IRC U Mild AHRS), masih harus terus beradaptasi dengan motor hasil racikan mekanik Kenz Sport Jepang, Toshio Fujisawa dan Kenzaburo Kawashima. Dengan settingan baru, Fadli menempati posisi kesembilan di race pertama dan race kedua, sekaligus mempertahankan posisinya di urutan lima besar kelas Supersport 600 cc dengan nilai 101. Kehadiran pembalap Cina, Huang Shizhao dan Huang Zhiyu makin memanaskan jalannya lomba selain duel menarik antara pembalap Jepang, Malaysia dan Thailand. Di kelas ini, Toshiyuki Hamaguchi (Jepang) menambah pundi 41 angka berkat podium pertama di race kedua dan posisi ketiga di race kedua (1:40,322 detik) . Sedangkan Decha Kraisat (Thailand) menjadi runner-up di dua race setelah menuai waktu tercepat 1:40,279 detik dan posisi ketiga Azlan Shah Kamaruzaman (Malaysia) yang finish di urutan keempat dalam dua race yang dilombakan dengan waktu 1:40,065 detik. ”Banyak sekali yang harus saya pelajari dengan kehadiran mekanik ini, tidak sekadar motor kencang namun juga berbagai aspek yang sangat menentukan performa saya di lintasan balap. Meski demikian,saya merasakan percaya diri dan beberapa peningkatan baik dari pengetahuan soal ‘settingan’ maupun beberapa trik balap dari Kenzaburo Kawashima yang juga mantan pembalap,”urai Fadli.
Mengomentari balapan ini, Brand Manager U Mild, Yasin Tofani Sadikin mengatakan cukup puas dengan hasil yang diperoleh Florianus Roy di mana berhasil meraih posisi runner-up di kelas yang menjadi langganan juara bagi pembalap Indonesia.”Florianus Roy telah ikut menyelamatkan Indonesia dari serbuan pembalap Malaysia di kelas Underbone 115 cc. Hasil ini tentunya akan menjadi pelajaran dan bahan evaluasi bagi kami untuk menyambut seri terakhir Desember nanti di sirkuit Zhuhai,” sebut Tofani. Sedangkan mengenai M.Fadli di kelas Supersport 600 cc, Tofani menambahkan bahwa kehadiran mekanik dari Jepang diharapkan dapat menjadi sesuatu yang memberikan pelajaran dan memacu tim untuk lebih maju khususnya dalam penanganan teknis di kelas supersport 600 CC ”Apapun hasil yang diperoleh Fadli hari ini akan menjadi catatan dan evaluasi mekanik Jepang untuk bisa mempersiapkan segala sesuatunya di seri depan nanti yang juga akan digelar di Zhuhai, China,” sebut Tofani.
Klasemen sementara FIM Asian GP
Kelas Supersport 600 cc
1. Toshiyuki Hamaguchi (Babie’s Sport Racing Jepang) 141
2. Ahmad Fuad Baharudin (Petronas Sprinta Yamaha Malaysia) 137
3. Azlan Syah Kamaruzaman ((Petronas Sprinta Yamaha Malaysia) 117
4. Md Zamri Baba (Petronas Sprinta Yamaha Malaysia) 108
5. M.Fadli (Suzuki IRC U Mild AHRS) 101
6. Ahmad Jayadi (Suzuki Denso Risar) 96
Kelas Underbone 155 cc
1. Owie Nurhuda (Suzuki Top-1 SHC Indoparts FDR Chia Felix) 165
2. Wahyu Widodo (Suzuki IRC U Mild AHRS) 106
3. Md. Iskandar Raduan (Petronas Sprinta Raceline Racing Malaysia) 102
4. Md. Ezwan Ab Gani (Motul YY Pang Malaysia) 100
5. Ahmad Fazrul Sham (Shell Advance Maju Motor Racing) 82
6. Florianus Roy (U Mild U Bikers Yamaha TDR Indoparts Yonk Jaya) 79
-Selesai-
PROFIL MEKANIK
Mr. Toshio Fujisawa (mechanic)
Birthday 13 may 1968 40years old
1992 Join Yoshimura Racing
1997 Join racing mechanic of Suzuki Company, Developing MotoGP Engine
2005 Join KENZ SPORT
Mr. Kenzaburo Kawashima (owner of Kenz racing team)
Birthday 02 Dec 1953 54years old
1982 Open the motorcycle racing workshop
Start joint the race as a rider
1986 All Japan Championnship TTF-1 best privates rider
Rider Kenzaburo Kawashima
1999 Established racing team joint a JSB and suzuka 8 hours
2001 Won the championship of Japan X-Formula GSX R 1000
Rider Keiichi Kitagawa and Toshiyuki Aragaki
2002 Suzuki factory team and joint All Japan Championship use GSX R 1000 Prototype
Rider Keiichi Kitagawa and Noriyasu Numata
2003 Won the championship of Super Bike GSX R 1000
Rider Keiichi Kitagawa and Katsuaki Fujiwara
2004 Japan Championship use GSX R 1000
Rider Keiichi Kitagawa and Katsuaki Fujiwara
2005 Japan Championship use GSX R 1000
Rider Kei Nashimoto
Read More...
Diposting oleh Arif Syahbani di 23.59 0 komentar